Translate

Senin, 30 November 2015

Rossa Si Cewek Kampus

Agen Judi - Siang itu rasanya gerah sekali, aku menghapus peluh yang menetes hampir seperti hujan (itu sih namanya deres! ) dengan sapu tangan coklat yg selalu kutaruh di saku celana sebelah kanan, setengah celingak-celinguk di depan papan pengumuman jadwal ujian, aku beranjak gontai melangkahkan kaki ke kantin fakultas ekonomi di belakang kampus.Beberapa anak angkatan di bawahku tersenyum menyapa ke arahku sambil menundukkan kepala, aku kurang seberapa mengenal mereka, tapi kubalas senyuman itu dengan ramah sambil tetap menunjukkan kerepotanku membawa buku-buku akuntansi yang super berat itu. Singkat cerita, setelah menenggak sebotol kecil sprite dingin dan membayarnya, aku kembali ke gedung X, menanti kuliah siang yang terasa lama, karena waktu itu masih jam sebelas lebih, dan kampus sepi karena hari jum’at. Akupun memilih duduk di bangku semen di bawah rindangnya pohon-pohon hijau taman gedung X. Sekitar sepuluh atau lima belas menit melamun, sesosok gadis yang kukenal melangkah tergesa-gesa sambil membetulkan kacamata, dan tampak sama kerepotannya dengan aku, membawa setumpuk buku yang tampak tak seimbang dengan ukuran tangannya yang mungil. Gadis berkulit putih bersih itu tampak mengenaliku, lalu setengah berlari menghampiriku sambil mengurai seulas senyum manis, “Haaiii” serunya. “Hai juga”, sahutku…Dia langsung mengibaskan tangannya ke bangku semen tempatku duduk, takut ada debu yang akan mengotori celana jeans putih ketatnya, seketat jeans itu membelit pantat indahnya yang terbungkus CD berenda, yang nampak samar tercetak padat pada lekukan antara paha, selangkangan, "Agen Bola Terpercaya"dan batas paha belakangnya, aku sedikit menelan ludah… Dia menunduk, tak sengaja memperlihatkan bh krem berendanya yang tampak menggantung ragu, menampakkan belahan dan sedikit puting kemerahan dari dadanya yang ber-cup B, lalu segera mengambil posisi duduk menyilangkan kaki di sampingku dan memulai obrolan dengan segala keluh kesah kerepotannya di rumah mengerjakan tugas akuntansi manajemen, sampai ribetnya mengurusi manajemen pabrik pakaian milik ayahnya yang sedikit mengalami mis-manajemen BigGrin.gif Aku menanggapinya dengan senyum dan komentar-komentar singkat yang membangun, sampai tanpa sadar tangannya mendarat di tengah pahaku, tak sengaja menyenggol kemaluanku yang entah kenapa menegang sejak dia duduk beberapa menit yang lalu, spontan dia nyeletuk bingung (atau berlagak bingung?) : “Eh, lho, kamu kok ‘bangun’?” “Sejak kapan, hayooo…mikirin apa? mPasti yang jorok-jorok ya?”, dan komentar itu semakin panjang seiring makin merahnya mukaku, aku hanya bisa menunduk malu. Tanpa bisa kutebak dia memberikan sebuah kejutan yang sangat-sangat membuat aku surprise setengah mati jantungan “Emmm, mau ‘dibantuin’ ngga?” :: Penjelasan :: Gadis itu Rossa, pacarku selama 1 tahun ini, dan kita udah biasa “ehm-ehm”, gitu lho pembaca :: Wow, pikirku, hemmm, aku setengah bingung juga, bagaimana kita bisa ‘gituan’ di kampus? Setengah sadar bibirku mengucap, “Wah, Ros…dimana?”, “Kita ke lantai 3 aja yuk, kan masih sepi?”, setengah ragu namun dikalahkan oleh nafsu, aku menurut saja dengan sarannya. Biar nggak bikin curiga OB nya kampus yang bagian nge-pel, Rossa pun beranjak duluan ke lantai 3 dan langsung menuju kamar mandi, lalu menguncinya dari dalam, selang 5 menit, aku menyusul naik ke lantai 3 dan setelah memastikan sama sekali tidak ada orang, aku menuju kamar "Agen Togel"mandi yang letaknya di pojok dan relatif terhalang pembatas ruangan, aku mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup… Cklik, terdengar slot dibuka, lalu aku mendorong pelan pintu itu sedikit, menyelinap, lalu cepat-cepat menutupnya seraya menghela nafas panjang karena deg-deg’an sekaligus capek merasakan terjalnya tangga gedung X . Rossa tersenyum sambil langsung menarik pinggangku mendekat, sehingga bibirku yang setengah terbuka langsung dilumat nya. Buku-buku ku hampir jatuh, segera kutaruh di tepi bak kamar mandi dengan setengah terburu-buru, dan langsung tanganku ter-alih membuka kancing kemeja Rossa, dan menyelipkan tanagnku ke sela-sela bra-putih nya. Bunyi kecipak ciuman seolah bergema, menyadarkan kami yg larut dalam ciuman untuk mengurangi volume suara yang akan membuat orang ‘penasaran’ saat mendengarnya itu. Aku yang sangat tak sabar mencumbu Rossa dengan ganas, leher dan telinganya tak luput dari sasaran jilatan lidahku, yang membuatnya mendesah manja. Dilepasnya kacamatanya dan ditaruh di dalam tasnya yang tergantung di pintu, lalu tangannya beraksi dengan lihai melepas kancing celana, memelorotkan celana panjang kainku, dan menyelipkan tangannya untuk meraih, menarik, dan meng-urut batang kemaluanku yang menegang dan puncaknya berubah kemerahan karena terangsang. Aku juga melakukan hal yang sama dengan menarik celana panjang jeans ketat nya sebatas paha, berikut celana dalam putih berendanya yang sexy, lalu meraba kemaluannya dengan gemas, karena bulu-bulunya tampak selesai dicukur, sehingga belahan pinknya sangat menggoda. Jari telunjuk dan manis tangan kananku mengarah ke bibir kemaluannya dan menariknya ke samping kiri dan kanan, sementara jari tengahku memainkan klitorisnya yang mungil dan mulai menegang. “OOuucchh…” Rintih Rossa di telingaku sambil matanya "agen judi online terpercaya"berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya. “Ssshhh…Ahhh”, balasku merasakan nikmatnya kocokan tanagn Rossa yang dibasahi sedikit air. Sambil terus meremas dada mungilnya yang mulus, adegan slaing meraba itu berlangsung selama beberapa menit. “Damien…”,bisiknya sambil mendorong tubuhku perlahan menjauh, aku mengerti apa yang dimauinya. Aku membantunya melepas celana jeans dan celana dalamnya, menggantungnya di dekat tas. Rossa lalu duduk di tepian bak kamar mandi, satu kakinya diangkat ke atas kloset duduk, tangannya ke belakang menyangga tubuhnya, dan setengah meliuk menggoda dengan tatapan penuh birahinya, dia menyorongkan vaginanya ke depan, sambil tangannya meraih dadanya sediri, memilin putingnya, dan meremas payudaranya dengan gerakan memutar ke atas. Aku langsung melepas celanaku, menaruhnya, lalu segera berjongkok di depan selangkangan Rossa, lalu menjilati belahan vaginanya yang terbuka lebar, menjejalkan hidungku, menghirup aroma wangi khas vaginanya yang selalu harum karena dia rajin membasuhnya dengan ramuan jawa dan meminum jamu-jamu yang selalu membuat kondisi vaginanya “fresh”. “Sshhh…Ahhh…” desahnya sambil meremas rambutku. K uselipkan dua jemariku, kuputar dan kutusukkan perlahan dalam-dalam, lalu kutarik dengan cepat, untuk kembali kuhunjamkan ke dalam sambil menjilati ujung klitorisnya…Rossa semakin menggelinjang ke-enak-an, bibirnya digigit, dan mulai meracau. Didorongnya pundakku tiba-tiba, dan keluar kata singkat dari bibirnya yang berpulas lipstik pink tipis menggoda : “Duduk di kloset gih…”, senyumnya tersimpul…Aku segera bangkit, menutup kloset, dan duduk di atasnya, mengangkangkan kaki, sehingga batang kemaluanku mendongak seolah menantang, dengan testis terkerut karena terangsang. Rossa tak berlama-lama, langsung berlutut bertumpu pada kedua telapak atas kakiku yang masih bersepatu, memandangku sebentar dengan gemas. Kuelus rambut sebahunya, kuremas gemas, lalu kudorong perlahan ke arahku. Seolah menngerti, dikerjapkannya dengan jenaka kedua bola matanya, bibirnya menyungkup menyambut kepala penisku yang sudah demikian merona merah…cup…dikecupnya, lalu dijulurkannya lidahnya tepat pada lubang bagian atas, ditariknya garis ke bawah lewat jalur pada kepala penis, batang bawah, terus ke bawah, dan di lahapnya sebelah bola testisku, dikulum, dipijat digigit kecil, dan diputarnya kembali lidahnya ke atas, membuatku menggelinjang tertahan. Sungguh sensasi yang sangat luar biasa… Aksi nekat kami masih berlangsung sampai saat terdengar suara langkah mendekat yang membuat desah nafas kami sama-sama tertahan sesaat… “Sssttt…”, instruksiku singkat agar Rossa menghentikan aktifitasnya.Kami sama-sama diam sampai akhirnya suara langkah yang sempat mendekat itu beranjak terdengar menjauh. Kami saling memandang dengan sedikit rasa tegang dan deg-deg’an yang masih tersisa dalam hati…Tapi kemudian berubah menjadi senyum merona pada wajah kami masing-masing Batang kemaluanku yang sempat melemas kembali digenggam oleh Rossa, sambil kembali dia dengan gemas mengecup dan mengulum penisku, dengan sesekali membuat gerakan “deep throat” yang membuat nafasku tertahan,seolah akan mencapai klimaks saja. “Damien…eemmmhhh…masukin sekarang aja ya?” Pintanya manja. Akupun segera berdiri dan membimbing kedua lengannya untuk bangkit. Aku berdiri membelakanginya, sementara dia membalikkan diri untuk berpegang pada tepian bak kamar mandi, mengambil posisi menungging sambil berdiri. Aku segera mengelus pantatnya yang mulus & menggairahkan itu, mencari sela-sela di antara rambut kemaluannya yang tipis, daging bertumpuk kemerahan itu tampak menggoda dengan sedikit lelehan bening yang mengalir basah. Aku mengarahkan batang penisku ke belahan merekah itu dengan tangan kiri, sementara tangan kananku terlingkar lewat paha kanan Rossa, membuat huruf V terbalik dari arah depan, membuka bibir kemaluannya agar mempermudah penetrasi. Kugesekkan kepala penisku perlahan untuk merasakan sensasi hangatnya cairan miliknya, dan setelah licin, aku mulai mendorong kepala penisku ke dalam mulut vaginanya yang mulai melebar, terus semakin dalam, setelah masuk sepertiganya aku berhenti. Kedua belah tanganku meraih payudaranya dari belakang, merabanya, memberi pijatan kecil pada putingnya yang menegang, meremasnya, sementara Rossa membalikkan lehernya ke arah mukaku. Aku menggapai bibirnya yang terbuka, mengulumnya,memainkan lidahku di dalam mulutnya yang mengeluarkan rintihan-rintihan pelan, sambil menggerakkan pantatku dengan gerakan mendorong ke depan, membuat penisku semakin tertanam dalam hangatnya dua belah daging lembut lembap yang seolah merangkul dan menghisapnya dalam sebuah lobang hitam. “Emmmhhkkk…Ahk…” Suara Rossa tertahan sesaat aku menancapkan penisku dengan gerakan tusukan mendalam, bibirnya masih menempel dan mendesah, mengeluarkan aroma nafas hangatnya yang mulai memburu. Rossa menggoyangkan pantatnya dengan gerakan memutar, sementara aku memaju-mundurkan penisku dengan sedikit memiringkan pantatku, menciptakan sensasi luar biasa bagi kami berdua… ”Aaahhh…Eehhk…Ouch…Damien…”, seru nya perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya. Peluh menetes di lehernya yang kujilati, dan cairan dari kemaluannya membuat sensasi suara bergesekan yang terdengar merdu di telinga… “Cpak…cpak…Slllrrppp…”, membuatku semakin bersemangat meremas payudara Rossa yang saat ini demikian keras. “Masukin yang dalem dooo…ngg…”, pintanya. Aku menurutinya dengan memperlahan gerakanku dengan tetap mempertahankan ritme, irama, dan tusukan yang semakin intensif, agresif dan dalam. Ingin aku memandang wajah Rossa lebih leluasa saat bercinta, aku mencabut kemaluanku, membalikkan badan Rossa dengan segera, mendudukkannya di tepian bak kamar mandi, membimbing kedua kakinya melingkari pantatku, dan kembali aku menusukkan penisku. Aku memluk punggungnya, menahan tubuhnya agar tak terjatuh ke belakang, sambil terus menggoyangkan pantatku, menggauli Rossa yang terengah-engah sambil memejamkan matanya sambil menciumi bibir dan mulutku dengan penuh gairah. ”Damien…cepetin donk, please, aku mau nyampai nih…”, serunya di antara desahan nafas yang memburu dan lenguhannya yang menggairahkan. Aku menciumi bibirnya sambil mempercepat gerakanku, menahan agar teriakan orgasmenya tak terdengar dari luar kamar mandi. “Damien, sekarang ya…sekarang…!”, aku memberi beberapa tusukan mendalam sambil menggoyang pantatku memutar, “Sleppp…sleppp…”, dan disambut gelora dahsyat hentakan tubuh Rossa yang terhempas pada dada dan perutku. “Aaahhkk…Damien…Ooucchhhkgg..Ermmmhhh”, tangannya menggapai testisku dan meremasnya, membuat gerakan ku semakin mendalam di dalam hangatnya vagina Rossa yang mengeluarkan lelehan lendir bening keputihan yang membasahi seluruh batang penis dan testisku. Rossa melemas, namun masih memeluk dan menciumiku… ”Ah, curang, kamu belum nyampai ya?” tanyanya. “Iya nih”, sahutku sambil tersenyum…”Kamu memang perkasa ya”, pujinya. “Ah, bisa aja kamu”, aku lalu mencabut penisku, dan tampak lelehan dari vaginanya menetes ke lantai kamar mandi, dan sebagian mengalir di paha mulusnya. “Ayo sini aku keluarin kamu”, katanya singkat, dan aku dibimbingnya duduk di kloset, dia membelakangiku, duduk di atas pangkuanku dengan mengangkangkan kakinya lebar-lebar, sambil tangan kirinya membimbing penisku kembali membelah vaginanya yang basah… “Aaahhhsss…”…”Enak banget Ross”, seruku di telinganya saat dia mulai menaik-turunkan pantatnya, memompa sumur spermaku untuk segera muncrat ke atas, ke dalam vagina hangatnya…Rossa mengerang bergairah saat kubantu menghempaskan pantatnya dalam-dalam, sehingga aku bisa merasakan bahwa seluruh kedalaman vaginanya telah kujelajahi, tekstur vaginanya yang rapat terasa mentok pada satu permukaan yang kuyakini sebagai mulut rahim, terasa licin, padat, keras, menghantam permukaan kepala penisku berkali-kali. “Ahhh, Ross, sini balik badan”, instruksiku, yang langsung disambut gerakan cepat Rossa mencabut penisku, memutar badannya menghadapku, untuk kemudian kembali menaiki “pelana” pangkuanku. Tanpa dibantu kedua tangannya, Dia menduduki penisku dengan cepat, sehingga langsung melesak ke dalam vaginanya dengan cepat dan penuh sensasi. Aku menaik turunkan pantat kenyalnya berkali- kali sampai pada satu titik, aku merasa akan orgasme. Kukulum puting dadanya yang menegang merah, kuhisap, dan seiring aku mencapai klimaksku, kucium bibirnya dengan ganas, sambil mengerang dalam belitan lidah Rossa yang terampil. “Aaaahhkk…Ross…Ouuuchh…” “Emmmhh..kk…”, pahaku menegang sesaat, pantatku terhunjam dalam, batang kemaluanku hilang tertelan vaginanya yang merekah merah, spermaku muncrat deras ke dalam vaginanya yang disambut lenguhan panjang Rossa yang ternyata meraih orgasmenya untuk kali yang kedua… ”Ahhhh”, “Damien…”, Tubuhnya memompa beberapa kali sampai penisku melemah… Lelehan spermaku dan cairan vaginanya meluber keluar membasahi paha, selangkangan, dan kemaluan kami…Rossa menciumiku dengan lembut…”Kamu hebat banget sih, sayang”, senyumnya…Aku hanya menjawab pujiannya dengan senyuman… Setelah membasuh diri bergantian, saat akan keluar dari pintu, tiba-tiba penisku menegang kembali entah apa sebabnya. “Ross…aku masih…”, Rossa langsung menjamah batang penisku dari luar celana yang telah kukenakan. Tanpa berkata lebih lanjut, secara cepat dia membuka resleting dan mengeluarkan batang penisku, “Dasar, kok nggak dari tadi sih”, serunya gemas. Aku hanya nyengir. Selanjutnya Ia langsung berjongkok dan melakukan blow job, ”Kamu ngga’capek?”, tanyaku, dia hanya menggelengkan kepala, sambil terus menghisap batang kemaluanku dari pangkal ke ujung dengan rapat dan cepat, tangannya meremas testisku dengan lembut, dan tangan satunya mengocok batang penis sampai lehernya dengan cepat… ”Ahhh, ROss, aku keluar sekarang…” “Crrrttt…crrrttt…”Mulut Rossa terasa semakin liat dan hangat dengan tumpahan spermaku dalam mulutnya, dibalurkannya ke seluruh batang kemaluanku untuk kemudian dihisapnya dengan keras sampai lepas, ditelannya cairan semen itu mentah-mentah… Aku selalu terpesona dengan aksinya menelan cairan kelelakian tanpa ada rasa canggung itu. Selesai mengelap mulutnya, dia mencium bibirku, membuatku merasakan sendiri rasa sisa cairan semenku, memberi sensasi ciuman luar biasa… Dan kamipun berciuman hangat di kedua pipi dan kening, sebelum perlahan setengah mengendap-endap, ROssa terlebih dahulu keluar dari kamar mandi menuju ruang kuliah, dan setelah aku kembali membasuh diri, aku segera menyusulnya ke ruang kelas dan duduk di sebelahnya. Beberapa anak yang telah datang di kelas melihat ke arah kami dan menguraikan senyum sapaan seperti biasa kepada kami berdua, maklum, di kampus kami sudah terkenal berpacaran… Di sela-sela mata kuliah yang diajarkan siang itu, Rossa membisikkan sebuah kata di telingaku : “Damien…I love you…” membuatku tersenyum dan semangat, walau jujur, siang itu panas sekali smile.

Minggu, 29 November 2015

Liburan Dapet Pecun

Liburan Dapet Pecun – Cerita ini Berawal pada suatu hari (aku sudah lupa hari dan tanggalnya), saat itu aku sudah mulai bekerja di suatu perusahaan yang lumayan besar. Yang kuingat hari itu aku tidak masuk kantor berhubung sedang libur. Untuk mengisi kekosongan hari itu aku jalan-jalan ke Blok-M Plaza sendiri saja karena aku lagi tidak punya cewek (baru putus), iseng saja aku keliling sendiri mulai dari lantai bawah sampai ke lantai atas dan akhirnya aku stand by di bioskop 21.
Sambil asyik melihat poster-poster film, mataku jelalatan ke ke kanan dan kekiri kali-kali saja ada cewek yang mau nemenin aku nonton film. Tapi sepertinya hari itu hari sialku, karena kulihat tidak ada satu perempuan pun yang sendirian, semua perempuan yang datang ke situ semua bawa pasangan. Setengah putus asa kubeli saja tiket nonton, dalam hatiku bilang “Ya sudahlah.”
Cerita Sex | Setelah pintu theater di buka aku langsung saja masuk dan menunggu filmnya diputar. Waktu film hampir main tiba-tiba ada yang menegurku.
“Permisi Mas..!” Waktu kulihat ternyata yang ngomong adalah seorang perempuan dan kutaksir umurnya masih belasan.
Dia ternyata duduk di di sampingku, terus kubalas saja
“silakan ehm sendiri saja?” aku tanya begitu karena aku nggak lihat siapa-siapa lagi selain dia.
“Iya nih lagi iseng habis boring sih kalau dirumah.” Itu perempuan jawab sambil melihat ke aku.
Dalam hati aku berpikir,
“Nah ini dia, tadi dicari di luar nggak ada ehh.. nggak tahunya malah dapat di dalam.” Kuteruskan saja tanyanya,
“Kenapa kok di rumah bisa boring sih?”
“Ya.. bosen saja kalau hari libur gini, nggak ada kegiatan tuh!” Dia bilang sambil mulai makan popcorn yang dia bawa.
“Eh Mas mau?” dia menawarkan popcorn ke aku.
“Wah makasih deh nanti saja yah!” jawabku.
“Oo.. iya.. namaku Jimmy, nama kamu siapa kalau boleh tahu?” tanyaku.
“Namaku Reny, kamu sendirian juga Jim”, itu cewek tanya lagi ke aku.
“Iya habis sama seperti kamu, aku juga lagi nggak ada acara makanya aku nonton saja” sahutku.
Cerita Panas - Akhirnya kita berdua jadi ngobrol panjang lebar sambil menunggu film main. Pas film sudah main kukeluarkan Coca Cola kaleng yang kubeli di luar dan berniat untuk membukanya. Entah kenapa tiba-tiba itu Coca Cola kaleng muncrat isinya pas kubuka dan airnya menyembur keluar mengenai badan Reny. Dengan reflek kukeluarkan saputanganku dan langsung membersihkan air Coca Cola yang ada di badan Reny sambil bilang,
“Waduh sorry berat nih sumpah aku nggak sengaja!” Waktu membersihkan, aku nggak sengaja menyenggol buah dadanya itu cewek. Wah ternyata walaupun nggak besar-besar amat tapi padat sekali.
“Enggak apa-apa kok Jim kan lu nggak sengaja ini!” balas Reny.
Berhubung si Reny diam saja waktu kesenggol buah dadanya, ya sudah aku lama-lamain saja membersihkan di bagian itu sambil sesekali coba meremas.
“Wah.. kok betah ya”, sahut Reny. Sambil belaga bodoh aku bertanya,
“Betah kenapa?”
“Itu tangan kok malah mainin buah dadaku”, kata Reny sambil menahan senyuman.
“Habis buah dada kamu ngegemesin sih, sekel banget Ren?” sahutku lagi.
“Iya dong kalau punya properti tuh kan harus dirawat biar bagus”, kata Reny lagi.
Di tengah film main aku iseng tanya begini,
“Ren dari pada di sini mending kita cari tempat saja yuk buat ngobrol?” Terus si Reny bilang,
“Ya sudah nunggu apa lagi Jim! Eh kamu bawa mobil?”
“Beres”, sambil kugandeng tangan Reny untuk keluar dari gedung bioskop. Sampai di mobil aku tanya ke dia,
“So kita mau kemana nih, Ren?”
“Ya terserah kamu saja kan kamu yang ngajak!” jawab Reny.
Cerita Dewasa - Akhirnya kuajak saja ke hotel yang terdekat yaitu ke Hotel Melawai. Singkatnya setelah semua urusan check in selesai dan kita berdua sudah sampai di kamar, aku tanya lagi sama dia,
“Ehm kita mau ngobrol atau mau ngapain nih?”
“Ngapain juga kita di sini cuma ngobrol doang Jim, kan aku juga tahu maunya kamu apa!” Reny bilang gitu sambil melepas baju kaos dan rok mininya. Wah bodinya lumayan oke juga nih walaupun wajahnya nggak begitu cantik sih.
Dia pakai bra sama CD warna hitam transparan jadi pentil buah dadanya dan bulu kemaluannya yang nggak begitu lebat kelihatan membayang.
“Buka dong baju kamu Jim terus kamu tunggu di tempat tidur, aku mau ke toilet dulu nih”, sambil berkata begitu dia masuk ke toilet dalam hatiku berkata,
“Sialan nih cewek aku di suruh-suruh bikin aku malu saja!” Tapi kubuka saja baju, celana jeans dan CD-ku yang pasti penisku sudah tegang menunjuk ke atas.
Timbul pikiran isengku,
“Si Reny ngapain yah di toilet, aku susul saja”, langsung saja aku susul dia ke toilet. Pas pintu kubuka ternyata dia lagi nyeboki vaginanya pakai shower sambil duduk di pinggiran bak mandi.
“Heei ngapain kamu masuk Jim bukannya nunggu di kasur?” dia berkata begitu sambil sedikit kaget.
“Habis kamu lama banget sih kamu lihat dong penisku sudah tegang berat nih.” Sambil aku acungi penisku ke muka dia.
“Hihihihi sudah horny yah aduh kasihan sini aku jilatin deh!” sambil dia mengelus-ngelus penisku.
“Kamu ngapain sih lama benar?” aku tanya gitu sambil menikmati elusan tangan dia di penisku.
“Terus terang Jim aku juga sudah horny waktu di bioskop tadi, sampai vaginaku basah jadi aku cuci dulu habis tengsin sih!” Setelah bicara begitu dia mulai jilat dan melamot penisku.
“Uhh… shhh… nikmat Ren…!” aku merasa penisku hangat sekali waktu dilamot sama Reny yang sesekali menggigit gemas penisku.
Sekitar lima menit Reny mengulum penisku sampai basah banget sama air liurnya, gantian aku yang beraksi. Aku mainkan buah dadanya, pentilnya yang kecil dan berwarna coklat tua aku pelintir-pelintir terus yang satu lagi aku remas dengan gemas, kulihat si Reny merem sambil merasakan remasan tanganku. Setelah beberapa lama kusuruh saja si Reny menungging di dalam bak mandi karena aku mau main pakai dog style.
Berhubung nih cewek sepertinya sih “gampangan” jadi aku nggak mau menjilati vaginanya. Waktu dia menungging, busyeet.. pantatnya ‘bohai’ banget terus aku elus-elus tuh pantat yang bohai, mulai dari arah pinggang sampai ke bagian vaginanya yang kalau menungging gitu jadi kelihatan jelas semua isi di dalamnya, aku mulai mengelus-ngelus bulu kemaluannya yang jarang terus kebagian kelentitnya aku gesek-gesek sambil sesekali kumasukan jari tengahku ke lubang vaginanya yang sudah mulai basah.
“Ahh.. uhh.. shh… waw Jim nikmat Jim ah!” Reny mulai mendesah genit keenakan.
Cerita Hot - Setelah kurasa sudah cukup basah akhirnya kuarahkan penisku ke lubang vaginanya dan perlahan kudorong maju
“Slebbbb!” Penisku masuk semua ke dalam vagina Reny karena memang sudah basah jadi nggak begitu susah.
“Aaww asshh shit ouhh Jimmy ahh!” Reny menjadi histeris setelah aku menggerakan pinggulku maju mundur perlahan.
Rasanya memang nikmat banget apalagi buatku yang sudah kira-kira dua minggu belum tersalurkan nafsu birahiku.
“Shh oohh.. Ahh!” aku mendesah sambil maju mundurin pinggulku dan tanganku memainkan pentil buah dadanya yang juga sudah mulai keras.
“Ahh uuhh shit, Jim aku mau nyampe nih ahh duhh waaww..!” sambil bicara begitu Reny menekan keras pantatnya ke belakang agar batang penisku masuk lebih dalam lagi ke dalam vaginanya.
Aku merasa ada cairan hangat yang membasahi batang penisku, ternyata si Reny sudah orgasme ini ditandai dengan kepalanya mendongak ke atas dan diserati desahannya,
“Auuhh shh Jim Oufff shh!” Langsung kucabut penisku dari vaginanya dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang nyaman. Aku rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan kujilati buah dadanya yang mantap dengan rakus.
Tiba-tiba aku punya ide dan aku langsung bangun dari tempat tidur menuju ke mini bar yang ada disamping TV. Aku buka kulkas dan kuambil juice jeruk.
Cerita Seks Masa Kini - “Kamu kok berhenti sih Jim..?” tanya Reny sambil masih celentang di tempat tidur. Aku jawab,
“Ada deh mau tahu saja!” Aku balik lagi ketempat tidur dan aku tuangkan juice jeruk tersebut ke buah dadanya, walaupun sampai tumpah ke kasur aku nggak peduli.
Habis itu aku mulai jilati buah dadanya dengan rakus sambil menikmati juice jeruk yang kutuang tadi.
“Ohh Jim.. geli geli Jim Ahh..” Reny mulai blingsatan nggak karuan sambil menjambak rambutku.
Aku terus jilat dan melamot buah dadanya sampai juice jeruk tersebut habis. Setelah itu aku buka pahanya lebar-lebar untuk kusodok dengan penisku lagi.
“Blesspp.. ahh.. Shh, ” aku mulai bergerak naik turun,
“Slebbb bless slebbb bless”, terdengar bunyi dari vagina si Reny yang sudah mulai basah lagi.
Reny yang sudah mulai horny mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti iramaku. Ternyata si Reny memang ahli karena aku merasakan nikmat yang nggak ada duanya,
“Wahh Ren ahh kamu hebat Ren shh vagina kamu bisa nyedot ohh.. Shh”, ucapku keenakan.
Aku merasa kalau kali ini aku mau sampai,
“Ahh Ren.. aku mau keluar nih.” Reny mendorong tubuhku sambil bilang,
“Aku di atas deh.. Jim!” Kucabut penisku dan aku rebahan menggantikan si Reny yang sudah bangun dan langsung nangkring diatas perutku.
Reny mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya dan menekan ke bawah,
“Bleep ahh…” Reny kini yang aktif, dia bergerak ke atas dan ke bawah sambil menjambak rambutnya sendiri.
Tanganku yang bebas langsung bermain-main dengan buah dadanya yang sudah nggak karuan warnanya habis kucupangi tadi.
“Ahh duhh Jim.. gila nikmat benar shh ouhh”, Reny sedikit menjerit. Setelah sekitar 15 menit aku merasa sudah nggak tahan lagi untuk orgasme,
“Ouuhhfff Ren.. aku sudah nggak tahan nih shh”, aku cengkram pinggang Reny untuk melampiaskan perasaan nikmat.
“Jim kita keluar bareng ahh shh.. ouhh.. Jimm.. cret creet croot croot..!” Akhirnya kita berdua orgasme bersamaan, nikmat sekali yang kurasakan saat itu.
Cerita Porno - Setelah menikmati orgasme masing-masing kita tertidur sambil berpelukan.
Kita terbangun malam hari dan langsung berpakaian setelah itu langsung cabut. Ternyata hari libur aku nggak sesial yang kukira, malah aku dapat durian kecil yang sudah matang. 

Jumat, 27 November 2015

Desahan Reni Yang Lama - Lama Makin Menguat

Cerita Sex Masa Kini - Di salah satu sudut Jakarta Utara, di pojokan jalan sekitar Pasar Ular, di satu rumah yang agak lumayan besar, Reni sedang asyik tiduran di kursi sambil membaca majalah. Ibu rumah tangga tanpa anak ini sengaja memakai pakaian minim untuk mengurangi gerahnya Tanjung Priuk saat itu. Perempuan 34 tahun itu hanya mengenakan BH dan celana hawaii saja sebagai pembungkus tubuh sintal putih mulusnya. 

"Yanti! Bawakan minuman dingin kesini!" teriak Reni kepada pembantu rumah tangganya. 
"Iya, nyonya!" terdengar jawaban Yanti. 

Tak lama Yanti datang dengan membawa minuman dingin di atas baki. 

"Ini, nyonya," katanya sambil meletakkan minuman tersebut di atas meja sambil berjongkok di lantai. 
"Ya, terima kasih," ujar Reni sambil melirik Yanti. 

Pembantu rumah tangga berusia 41 tahun itu berpenampilan biasa saja. Dengan status janda, wajahnya bisa dibilang standar wajah orang kebanyakan, tidak jelek tidak cantik. Hanya saja tubuhnya yang berperawakan sedang dihiasi oleh sepasang buah dada yang sedang mekar ranum, serta pantat yang bulat padat. 

Desahan Cewek Cantik - "Ada yang lainnya lagi, nyonya?" tanya Yanti sambil matanya melirik pada tubuh mulus majikannya. 
"Tidak ada.." jawab Reni pendek. 
"Mungkin nyonya pegal-pegal.. Bisa saya pijitin," kata Yanti menawarkan jasanya. 
"Apa pekerjaan dapur sudah kamu selesaikan?" tanya Reni sambil menatap Yanti. 
"Sudah dari tadi, nyonya.." jawab Yanti. 
"Ya baiklah.. Pijitin aku deh," kata Reni. 
"Di tengah rumah saja deh, sambil lihat TV.." kata Reni sambil bangkit lalu menuju tengah rumah.

Lalu Reni berbaring di atas karpet di depan TV. 

"Saya bawakan bantal dan hand body dulu, nyonya," kata Yanti. 

Tak lama Yanti sudah datang membawa bantal dan hand body. 

"Pakai bantal, nyonya.. Biar nyaman.." kata Yanti sambil menyerahkan bantal kepada reni. 
"Boleh saya buka tali BH-nya, nyonya?" tanya Yanti. 
"Ya bukalah kalau mengganggu," kata Reni sambil tengkurap dan memejamkan matanya.

                                                  Bandar Bola Terpercaya                                      

Ciuman Cewek Seksi - Ciuman Yanti lalu turun ke pipi kemudian ke leher Reni. Ciuman dan jilatan lidah Yanti benar-benar membuat Reni merasakan darahnya berdesir disertai rasa nikmat karena jari Yanti keluar masuk memeknya. 

"Ohh.. Yantiihh.. Enakk.." bisik Reni sambil terpejam, sementara pinggulnya bergoyang karena nikmat. Tak lama lidah Yanti turun ke buah dada. Kembali lidah Yanti dengan ganas melalap habis buah dada dan puting susu Reni. 

"Yantiihh.." desah Reni sambil terpejam. 

Lidah Yanti makin turun ke perut lalu turun lagi ke bulu-bulu kemaluan Reni. Sementara jari tangannya tetap keluar masuk memek Reni, lidah Yanti mulai merayapi selangkangan Reni. Reni makin menggeliat tubuhnya karena sensasi kenikmatan yang tiada tara. 

"Oww.. Ohh.. Ohh.." jerit lirih Reni sambil meremas rambut Yanti ketika lidah Yanti menjilati klitorisnya. 

Tubuh Reni mengeliat-geliat disertai desahan-desahan kenikmatan.. Sementara Yanti terus menijlati memek Reni sambil tangan yang satunya mengusap-ngusap memeknya sendiri sambil sesekali jarinya keluar masuk lubangnya. 

Kisah Gadis Yang Manis - "Yantiihh!! Ohh!!" jerit tertahan Reni agak keras keluar dari mulut Reni ketika ada semburan hangat terasa di dalam memeknya seiring dengan rasa nikmat luar biasa yang mengiringinya. Serr.. Serr.. Kembali memek Reni menyemburkan air mani ketika dengan ganas Yanti menjilati memeknya. Tubuh Reni menggeliat dan melengkung merasakan nikmat.. Yanti menghentikan jilatannya setelah tubuh Reni lemas. Dinaiki tubuh majikannya lalu mulut yang masih basah oleh cairan memek mengecup bibir Reni. Reni membalas kecupan Yanti. 

"Bagaimana rasanya, nyonya?" tanya Yanti sambil meraih tangan Reni dan menyentuhkan ke buah dadanya. 
"Mm.. Belum pernah aku merasakan seperti ini.." kata Reni tersenyum sambil mengelus buah dada Yanti. 
"Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Reni. 

Tangannya mulai meremas buah dada Yanti sambil jarinya memainkan puting susunya. 

"Karena saya suka nyonya.. Mmhh," kata Yanti sambil mendesah. 

Yanti menggesek-gesekan memeknya ke paha Reni. 


"Sudah lama saya ingin bisa seperti ini, tapi selalu takut.." kata Yanti sambil meraih tangan Reni yang sedang meremas buah dadanya lalu mengarahkan memeknya. 
                                                                    

Apakah Aku Seorang Lesbian

Cerita  Sex - Apakah aku seorang lesbian? Ah.. Ini pertanyaan yang tidak akan pernah bisa aku jawab. Pertanyaan ini timbul sejak aku masih duduk dibangku SMA kelas 3, dan berawal ketika aku bermain dirumah kawanku.. Renita.

Waktu itu.. Aku dapat dikatakan sebagai salah satu primadona disekolahku, banyak teman-teman cowokku yang suka padaku.. Tetapi semua kutolak secara halus, bukan karena aku tidak tertarik.. Tetapi aku sudah mempunyai cowok.. Dan cowokku itu sudah kuliah disalah satu PT Negeri.

Dikelas aku duduk sebangku dengan Renita.. Ia berasal dari Jabar, kulitnya putih sama dengan aku, rambut panjang hitam, dengan bentuk tubuh proposional sama dengan aku.. Sekilas orang melihat.. Kami akan disangka kembaran.. Bedanya hanyalah.. Rambut dia belah samping.. Sementara aku pony, selain itu Renita orangnya ceria.. Sementara aku pendiam.

Cerita Sex Lesbian - Hari itu.. Hari sabtu, sepulang sekolah kira-kira jam 13, Renita mengajakku untuk bermain dirumahnya.. Karena tidak ada acara.. Akupun menerima ajakan itu..

Dan ini bukan yang pertama kali aku bermain dirumahnya.. Karena sering juga aku dan teman-teman yang lain main kerumah Renita, tetapi hari ini hanya aku saja yang diajak oleh Renita. Rumah Renita termasuk mewah juga.. Maklum karena bapaknya direktur utama disalah satu perusahaan ternama. Setibanya dirumah Renita atau Reni.. Panggilan akrabnya, mengajakku langsung kekamar nya yang berada dilantai dua, memang kamar Reni cukup besar.. Ada meja belajar berikut rak buku, ada seperangkat stereo tape, TV, vCD, dan lantainya beralaskan karpet seluruh ruangan, tempat tidurnya.. Cukup besar.. Aku tidak tahu ukurannya berapa.. Tapi mungkin dapat dikatakan ukuran double bed.. Kali.

Tiba didalam kamar.. Tentunya setelah melepaskan sepatu diluar pintu, akupun langsung duduk diatas karpet..

"Ren.. Ada majalah baru enggak..?" tanyaku.
"Ah.. Belum beli sih" sahutnya.
"Kita karaoke aja yuk.. Mau enggak?" sambung Reni.
"Boleh-boleh aja" sahutku, memang akupun juga senang nyanyi karaoke.

Lalu Reni pun membongkar-bongkar koleksi vCDnya.. Sementara aku duduk bersila memperhatikan apa yang dilakukan Reni, tiba-tiba..

                                                              Bandar Bola Terpercaya
Gairah Lesbian - Terdengar rintihan dari dalam TV.. Diam-diam aku pun mulai gelisah.. Entah kenapa aku menjadi sangat tertarik sekali melihat adegan lesbian itu.. Sebentar-bentar aku meluruskan kedua kakiku.. Lalu bersila lagi.. Sementara Reni pun juga tampak mulai gelisah.. kadang-kadang dia memiringkan badannya kesamping.. Dan ketika aku bersila lagi.. Tanpa sengaja lututku menyentuh lutut Reni.. Tetapi Reni diam saja.. Dari sudut mataku aku dapat melihat Reni semakin serius menontonnya.

Tiba-tiba.. Reni membetulkan letak duduknya dan bahu kamipun saling bersinggungan. Aku diam saja.. Tidak lama kemudian.. Reni menaruh tangannya diatas pahaku, aku sedikit tersentak kaget.. Aku melirik ke arah Reni.. Tampak dia masih tetap asyik menonton..

Aahh.. Uuh.. Ahh..

Goyangan  Cewek Lesbian - Terdengar rintihan dari TV.. Dan tampak adegan semakin syurr.. tiba-tiba aku merasa tangan Reni itu mulai sedikit demi sedikit bergerak meraba pahaku.. Jantungku segera berdetak keras.. Segera aku memegang tangan Reni itu.. Terasa dingin tangan Reni itu.. Mungkin karena AC didalam kamar itu cukup dingin.. Lalu aku melirik lagi ke arah Reni.. Dan dia pun melirik juga ke arahku.. Aku tersenyum.. Diapun ikut tersenyum.. Aku menoleh ke arah dia.. Diapun menoleh ke arahku.. Sehingga kami saling pandang

Perlahan-lahan.. Aku merasakan Reni semakin memajukan wajahnya ke arah wajahku, entah kenapa aku pun berbuat hal yang sama sehingga kening kamu saling bersentuhan. Aku dapat merasakan hembusan nafas Reni yang tidak teratur ke arah wajahku, dan mungkin Reni juga dapat merasakan hembusan nafasku.. Hingga.. Hidung kami saling bersentuhan.. Lalu tanpa sadar aku meremas tangan Reni.. Dan iapun tersenyum.. Akupun tersenyum juga.. tiba-tiba Reni mengecup bibirku.. Akupun membalas mengecup bibir Reni.. Dia mengecup sudut bibirku sebelah kiri.. Aku pun melakukan hal yang serupa.. Dia mengecup sudut bibirku yang kanan.. Aku pun membalasnya.. Lalu Reni tersenyum.. Akupun tersenyum.. Tiba-tiba Reni menjulurkan lidahnya menjilat bibirku.. Mendesir darahku.. Dan akupun membalasnya.. Hingga tidak tahu siapa yang memulai duluan.. Akhirnya kami saling berciuman.. Terasa lidah Reni memasuki mulutku.. Dan menari-nari menjilati dalam mulutku.. Akupun juga melakukan hal yang sama..
                                                       

Menikmati 2 Tubuh Temanku

Cerita Seks Masa Kini - Siang itu aku sedang suntuk sehabis berjam-jam menghabiskan waktu di depan notebook untuk mengerjakan salah satu proyek dari klienku. Memang aku ingin secepatnya menyelesaikan proyek ini, mengingat nilainya yang cukup besar. Terbayang nikmatnya berlibur di Bali atau Lombok bila nanti telah menerima pembayaran dari klienku ini. 

Perut sudah keroncongan, aku segera mengambil kunci mobilku dan pergi ke mal di daerah Jakarta Barat untuk makan siang. Memang di kulkas kamar kostku cuma tersisa sepotong pizza bekas semalam. Tiba di mal tersebut, aku menuju KFC untuk makan siang.
Seperti biasa, sehabis makan siang aku cuci mata melihat-lihat toko di mal tersebut. Setelah itu, aku mampir di studio 21 yang terletak di lantai 3 mal itu untuk melihat-lihat film yang sedang diputar. Memang Graciacananya kalau ada film yang bagus aku ingin nonton untuk refreshing sebelum memulai mengerjakan proyekku lagi nanti malam.“Cerita Sex Terbaru”
Cerita Seks Terbaru - Saat memasuki lobby, setelah melewati lorong yang dipergunakan untuk bermain video-game, kulihat seorang gadis manis sedang duduk sendiri sambil memainkan handphonenya. Aku seperti merasakan “deja vu”.
Teringat olehku pengalaman beberapa waktu lalu saat mau menggoda seorang gadis sendirian di lobby studio 21, yang ternyata membawa cowoknya. Tetapi tak mengapa, aku sok nekat saja duduk di sebelahnya sambil tersenyum. Dia juga membalas tersenyum sambil kemudian kembali sibuk dengan hpnya.
Cerita Sex Menikmati 2 Tubuh Temanku
“Gracia..lo ada dimana sih ? Cepetan dong gue udah di lobby nih” katanya.
“Ya udah..cepetan deh” ujarnya lagi.
“Sedang nunggu pacar ya ?” tanyaku sok akrab
“Nggak kok mas. Teman.” sahutnya singkat sambil tersenyum.
Cerita Panas - “Mas sendirian aja ?” tanyanya lebih lanjut
“Wah agresif juga nih cewek” pikirku. “Iya sendirian aja. Mau nemenin? Jalan yuk” tanyaku nakal.
“Mau ngajak kemana ?” tanyanya
“Jalan-jalan aja” sahutku. Dia tersenyum lagi menambah manis wajahnya yang berbibir tipis itu.
Aku punya perasaan dia ini ABG nakal yang sering nongkrong di mal-mal mencari mangsa.
“Oh ya, namanya siapa ?” tanyaku
“Elis” sahutnya sambil mengulurkan tangannya
“Arga” kataku menyambut uluran tangannya. Kuperhatikan penampilan Elis, gadis manis ini. Rambutnya sebahu dgn wajah yang manis. Berpakaian kaos ketat dipadu celana jeans.
Buah dadanya tampak menonjol ranum di balik kaos ketat yang dipakainya. Terbayang nikmatnya bila aku bisa merasakan kenyalnya buah dada ranum ABG manis ini.
“Nggak sekolah ?” tanyaku lebih lanjut
“Nggak sedang bolos. Males sih..”
“Emang sekolah dimana ?”
Dia kemudian menyebutkan salah satu SMU Negeri di wilayah Jakarta Barat.
“Hey..sori ya gue telat”. Tiba-tiba seorang gadis menyapa.
“Sialan lo.., gue udah nunggu lama tau..” sahut Elis pada sang gadis.
Kulihat si gadis yang baru datang, dan mataku terkagum-kagum melihat penampilannya. Wajahnya sangat cantik, dengan rambut panjang, mirip dengan Ratu Felissa bintang sinetron remaja yang terkenal itu.
“Gracia, ini kenalin teman gue” katanya mengenalkanku.
Cerita Seks Terbaru - Kami segera berkenalan. Kemaluanku semakin berontak saat jemarinya yang halus sedikit kuremas saat kami berjabat tangan. Ternyata namanya Gracia. Tanktopnya yang seksi semakin menambah hot penampilannya. Tetapi kulihat buah dadanya tidak sebesar kepunyaan temannya. Akan tetapi kulit tubuhnya yang putih mulus menyebar aroma seksual yang tinggi.
“Mau kemana nih mas ? Kita makan dulu aja yuk ?” ajak Elis.
Akhirnya kami bertiga pergi ke sebuah restoran fast food. Saat kami berjalan, banyak cowok yang memperhatikan tingkah laku kedua ABG ini dengan pandangan bernafsu. Terutama kepada Gracia yang memang sangat cantik itu. KaGracia sudah makan, aku hanya memesan minum saja untukku, sementara mereka menikmati makan siangnya.
Sambil menikmati pesanan masing-masing, kami berbincang-bincang. Kupancing-pancing mereka, agar aku yakin mereka bisa kuajak check-in nanti. Aku tidak mau kecele, setelah mengeluarkan uang banyak untuk mereka ternyata mereka tidak bisa dinikmati, hehe..
Ingin segera aku merasakan kehangatan dan kemulusan tubuh belia mereka. Akan tetapi, ternyata tidak semudah itu. Banyak proses yang harus dilalui, alias ada biaya yang harus dikeluarkan terlebih dahulu.
Sesudah makan, mereka minta dibelikan pulsa HP, terus belanja baju, dll. Tetapi tak apalah, pikirku. Kebetulan baru minggu lalu aku menerima pembayaran dari salah seorang klienku. Memang kalau mau barang bagus ada harga yang harus dibayar. Apalagi terbayang nikmatnya apabila aku bisa menyetubuhi kedua gadis ABG ini secara bersamaan.
“Yuk jalan. Pusing nih di mal terus” kataku setelah mereka selesai berbelanja. Memang aku sudah menentukan limit pengeluaran bagi mereka. Disamping itu, aku sudah tidak tahan ingin segera menikmati tubuh seksi Elis dan wajah cantik Gracia.
Mereka akhirnya setuju dan kami menuju tempat parkir. Kukebut mobilku menuju hotel jam-jaman langgananku.
Cerita Penggila Seks - Singkat cerita, kami telah berada di dalam kamar hotel. Tak menunggu lama lagi, langsung kuraih wajah cantik Gracia dan kulumat bibirnya. Leher dan pundaknya yang putih mulus segera kucium dan kujilati. Setelah itu, wajah manis Elis menjadi sasaranku. Saat kuciumi bibirnya yang tipis, kuremas buah dadanya dari balik kaosnya yang ketat.
“Buka dulu aja mas..” bisik Gracia saat aku masih sibuk menikmati menciumi dan meremasi tubuh temannya.
“Bukain ya” kataku.
Aku menghentikan ciumanku pada wajah manis Elis, dan mereka berdua kemudian melucuti pakaianku.
Tak lama aku telah berdiri hanya dengan mengenakan celana dalam saja. Keadaan itu tidak berlangsung lama, kaGracia jemari lentik Gracia segera menarik celana dalamku. Kemaluanku yang telah menegang segera berdiri dengan gagahnya di depan kedua ABG ini. Mata mereka agak sedikit kaget melihat ukuran kejantananku.
“Besar sekali mas. Gracia suka..” kata si ABG cantik sambil tangannya mulai mengocok-ngocok penisku perlahan. Sementara Elis tidak berkomentar, hanya bibirnya yang tipis sedikit terbuka. Matanya memandang kemaluanku dengan gemas. Mereka berdua telah berjongkok di depanku.
Rasa hangat segera menjalari kemaluanku saat Gracia mulai memasukkan batang kejantananku ini ke dalam mulutnya yang mungil. Kepalanya mulai dimaju mundurkan menikmati kelelakianku. Kupandang ke bawah tampak wajah cantik gadis ini dengan pipi yang sedikit menonjol disesaki alat vitalku. Sementara Elis menciumi dan menjilati pahaku menunggu giliran.
Sesaat kemudian, Gracia mengeluarkan penisku dari mulutnya, dan Elis langsung meraihnya dengan bernafsu. Dijilatinya terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya, dan perlahan dia mulai menghisap kemaluanku. Terkadang gadis seksi ini bergumam gemas saat menikmati kejantananku.
Aku tarik tubuh Gracia sehingga dia berdiri di sebelahku. Kemudian kembali dengan gemas kuciumi wajah cantiknya. Gracia dengan bergairah membalas pagutanku. Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke puting dadaku. Sementara kemaluanku masih menjejali mulut Elis, temannya yang seksi.
Wajah cantik Gracia yang sedang menjilati puting dadaku membuatku semakin gemas ingin menyetubuhinya.
“Ayo buka pakaiannya dong sayang..” kataku.
Gracia menurut. Dibukanya tanktop dan BH yang dikenakannya. Tak ketinggalan juga celana jeans ketatnya. Dia tampak semakin cantik dengan hanya memakai celana dalam hitam.
“Biarin aja Gracia., kamu lebih seksi pakai itu” kataku saat dia ingin membuka celana dalamnya.
Segera kutarik kembali Gracia kedalam pelukanku. Kujilati puting buah dadanya. Memang buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi bentuknya yang mencuat dengan puting merah mudanya sangat merangsang sekali.
“Ahh…ssstt…” erangan nikmat keluar dari mulut Gracia. Erangan ini semakin keras terdengar saat jemariku mengusap-usap liang nikmatnya. Desahan Gracia diselingi dengan gumaman nafsu Elis yang masih berjongkok menikmati kemaluanku.
Jemariku merasakan vagina Gracia telah lembab oleh cairan nafsu. Wajahnya yang sangat cantik tampak menggairahkan saat dia mengerang-erang nikmat disetubuhi jemariku. Puting payudaranya juga telah mengeras kaGracia jilatan lidahku. Ingin segera kusetubuhi ABG cantik ini.
“Sebentar ya Lis..”kataku sambil mencabut penisku dari jepitan bibir tipis Elis. Setelah itu, kutarik Gracia menuju tempat tidur. Kusibakkan celana dalamnya, dan kuarahkan penisku ke dalam liang nikmatnya.
“Pelan-pelan ya mas..” desahnya perlahan.
Kemaluanku mulai menerobos alat vital ABG cantik ini. Erangannya semakin menjadi. Tangannya tampak meremas sprei ranjang. Mulutnya setengah terbuka, dan matanya terpenjam.
“Ahhhh…ahhhh” desah gadis cantik ini saat aku mulai menggenjot kelaminku di dalam alat vitalnya. KaGracia sempitnya kelamin gadis cantik ini, baru setelah beberapa kali genjotan penisku berhasil menerobos lebih dalam, walau mungkin hanya dua pertiga batang kemaluanku yang berhasil masuk.
Ranjang mulai mengeluarkan deritan-deritan seirama dengan goyangan tubuhku menikmati sempitnya liang vagina Gracia. Tubuh mulus Gracia mengelinjang-gelinjang merasakan hujaman penisku yang menyesaki liang vagina gadis belia ini. Sementara Elis, temannya yang seksi dengan bergairah menonton adegan kami.
“Kamu buka juga dong Lis” kataku. Elis kemudian membuka kaos ketatnya dan celana jeansnya.
“Biarin aja pakaian dalamnya Lis..” ujarku lagi saat dia ingin membuka BHnya. Elis kemudian kuminta mendekat.
Kuhentikan hujaman penisku di kelamin Gracia sejenak, dan kuminta dia merubah posisi. Aku segera berbaring di tempat tidur sementara si cantik Gracia menaiki tubuhku. Diarahkannya kembali kelaminku ke dalam vaginanya.
“Ahhhh….” erangnya kembali saat penisku menerobos liang nikmatnya. Dia kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmati kejantananku. Kuraih wajah manis Elis yang ada di sebelahku, dan kami langsung berciuman dengan bergairah. Kuremas buah dadanya yang besar, dan kuangkat daging kenyal ranum ini sehingga keluar dari cup BHnya.
Tampak luar biasa seksi Elis saat itu, dengan wajahnya yang manis dan kedua payudaranya yang mencuat keluar. Puting susunya yang kecoklatan segera menjadi santapanku.
“Sstttthhhh….sstttt” erangnya saat kujilati dan dengan gemas kuhisapi buah dadanya yang kenyal itu.
Sementara Gracia, temannya yang cantik, masih menggoyang-goyangkan tubuhnya yang mulus di atas selangkanganku. Matanya terpejam dengan wajah yang memerah menambah ayu wajah cantiknya. Tanganku memilin-milin puting buah dadanya. Sementara Elis mulai menjilati puting dadaku.
“Ahhhhh……” erang Gracia panjang saat dia mengalami orgasmenya. Tubuhnya mengejang beberapa saat, kemudian lunglai di atas tubuhku. Kuciumi pundaknya yang putih halus beberapa saat, sebelum kugulingkan tubuhnya kesebelahku.
“Giliranmu Lis..” kataku. Elis langsung menghentikan hisapannya pada puting dadaku, dan dengan bergairah dia menggantikan posisi Gracia. Disibakkannya celana dalamnya, dan diarahkannya kelaminku ke liang surganya.
“Ihhh..gede banget…iihhhh” desahnya saat penisku menerobos vaginanya. Ranjang kembali berderit keras saat dengan bernafsu Elis menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmatiku. Buah dadanya yang kenyal berguncang-guncang menggemaskan saat ia menyetubuhiku. Terkadang kaGracia gemas, kutarik tubuhnya agar aku bisa menghisapi puting payudaranya.
Cerita Seks – Bosan dengan posisi ini, kuminta Elis menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang. Kusodokkan penisku kembali ke dalam bagian tubuhnya yang paling vital, dan erangan Elis kembali terdengar ditimpali dengan suara derit ranjang.
“Ihh..ihh..” desahnya saat kusetubuhi dia dari belakang. Pantatnya yang montok terlihat sangat merangsang. Sementara kulihat Gracia tak berkedip melihat temannya sedang disetubuhi secara “doggy-style”.
“Sini Gracia” panggilku. Saat dia menghampiriku, langsung kembali kuciumi wajahnya yang sangat cantik itu. Sementara itu tanganku memegang pinggang Elis, temannya, sambil sesekali menepuk-nepuk pantatnya yang padat.
“Ihh..ihh.. Elis sampai mas…ihhhh..” erang Elis saat mencapai orgasmenya. Kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Sementara itu, aku masih sibuk melayani ciuman Gracia. Penisku yang masih tegang sehabis menikmati vagina temannya, langsung diraih dan dikocok-kocoknya perlahan.
Sesaat kemudian kubalikkan tubuh Elis, dan kunaiki tubuhnya. Kujepitkan kemaluanku di antara gunung kembarnya yang besar. Kugoyangkan tubuhku menikmati kekenyalan buah dada Elis. Sementara Gracia menyodorkan payudaranya ke mulutku untuk kunikmati.
Rasa nikmat yang luar biasa menjalari syaraf kemaluanku. Aku merasa sudah tak tahan lagi membendung orgasmeku. Kulepaskan pagutanku dari buah dada Gracia, dan semakin cepat kugoyangkan tubuhku menikmati jepitan buah dada Elis. Tak lama kemudian, aku menjerit nikmat saat berejakulasi di buah dada ranumnya.
Setelah membersihkan diri, kami bertiga tiduran sambil istirahat di atas ranjang. Elis di sebelah kiriku dan Gracia di sebelah kanan. Aku masih telanjang, sementara mereka hanya mengenakan celana dalam saja. Elis telah melepas BHnya yang basah ejakulasiku.
“Mas mainnya hebat banget …” kata Gracia sambil tersenyum manis.
“Iya..kita berdua aja dibuat kewalahan…”sahut Elis sambil mengusap-usap dadaku.
“Habis kalian cantik-cantik sih. Jadi nafsu nih” jawabku asal.
“Pasti ceweknya si mas puas banget ya Lis..” kata Gracia pada temannya.
“Yang gemesin ini lho..gede banget ukurannya. Coba cowokku segede ini..” kata Elis sambil mulai mengusap-usap kemaluanku.
“Iya.Rahasianya apa sih mas ? Biar nanti Gracia kasih tahu cowok Gracia, supaya bisa bikin Gracia puas..” Tangannya yang halus juga mulai merabai kemaluanku yang mulai menegang kembali.
“Mas, buat kenang-kenangan Gracia video ya..” ujar Gracia tiba-tiba, sambil bangkit mengambil HPnya.
“Jangan ah. Udah nggak usah” tolakku.
“Ah..nggak apa mas. Habis mr.happy-nya gemesin banget deh..Gracia nggak ambil mukanya kok..” sahutnya.
“Awas, bener ya. Jangan kelihatan mukanya lho” kataku.
“Mas berdiri di sini aja biar lebih jelas. Terus elo isepin Lis.. Ntar gantian” katanya bak sutradara kawakan.
Kuturuti kemauannya. Aku bangkit dan berdiri di samping ranjang. Elis kemudian berjongkok di depanku, dan mulai menjilati kemaluanku.
“Rambut lo Lis..jangan nutupin” kata Gracia sambil mulai merekam adegan itu.
Kubantu Elis menyibakkan rambutnya, dan dia mulai mengulum kemaluanku. Kunikmati jepitan bibir tipis Elis di batang kemaluanku. Tangannya yang halus mengelus-elus buah zakarku.
Gracia merekam adegan kami dengan antusias. Aku mengerang nikmat, sambil tanganku membantu menyibakkan rambut Elis yang sedang sibuk menikmati kemaluanku. Cukup lama gadis ABG seksi ini menyalurkan nafsunya.
Sementara tampak Gracia sangat terangsang melihat temannya menikmati penisku.
“Lis..gantian gue dong..” katanya beberapa saat kemudian.
Hpnya diserahkan ke Elis, dan gantian Gracia sekarang yang berjongkok di depanku. Disibakkannya rambutnya kesamping agar temannya dapat merekam adegan dengan jelas. Dijilatinya perlahan seluruh batang kemaluanku. Lubang kencingku digelitik dengan lidahnya, kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan batang kemaluanku.
“Jangan pakai tangan Gracia..” kata Elis yang sedang merekam adegan kami.
Gracia kemudian melepas tangannya yang memegang batang kemaluanku, dan ia memaju mundurkan kepalanya menikmati jejalan penisku di mulutnya. Sesaat kemudian dia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan, tetap dengan tanpa memegang penisku, menjilatinya sambil bergumam gemas. Kemudian dihisapnya kembali kemaluanku dengan bernafsu.
Mendapat perlakuan seperti ini bergantian dari kedua gadis belia, aku merasa tak lama lagi akan mencapai kepuasan.
“Arrghh.. hampir sampai nih..” erangku.
“Mas yang ambil ya..” kata Elis sambil menyerahkan hp padaku. Dia kemudian berjongkok bersama dengan Gracia. Diambilnya penisku dari mulut temannya dan dikocok-kocoknya.
Aku tak tahan lagi. Sambil merekam adegan, aku berejakulasi membasahi wajah manis kedua gadis ABG ini.
Setelah beristirahat sejenak, aku memesan minuman. Sambil menunggu pesanan datang, aku meminta hp Gracia. Aku ingin memastikan wajahku tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil.
Kami mengobrol beberapa lama di kamar hotel itu, sebelum beranjak pulang menjelang malam. Kuantar mereka kembali ke mal tempat aku bertemu dengan mereka. Kuberi mereka uang taksi secukupnya.
“Makasih ya Mas. Sering-sering telpon kita ya..” ujar Gracia saat turun dari mobil.
“Ok, daaggh..” kataku pada mereka berdua.
Aku segera menjalankan mobilku kembali menuju tempat kost. Sehabis makan malam, aku melanjutkan mengerjakan proyek dari klienku. Pikiranku telah menjadi fresh kembali setelah diservis oleh Gracia dan Elis, ABG Mal yang cantik.
SELAMAT DATANG DI BLOG CERITA SEKS MASA KINI..SEMOGA ANDA MENIKMATINYA !!